Pages

Jumat, 23 September 2016

Negeriku Ajang Politik

Dipundakmu kami gantungkan harapan
Ditanganmu kami beri kepercayaan
Putusanmu adalah suara dominan kami
Apa kami seperti boneka bagimu
Melangkah sesuai dengan kebijakanmu
Mengikuti skenariomu
Hai, para wakil rakyat
Apa kabar harapan kami
Bagaimana kepercayaan kami
Apa suara kami diperjuangkan
Lalu mengapa ekonomi defisit
Politik kacau balau
Mengapa demo mewarnai pers
Bahkan korupsi jauh dari kata jarang
Kemana haluan negeri ini
Mengapa rakyat menjerit
Apa suara mereka tak terdengar
Ingatkah saat kamu memohon suara mereka
Jika ini ajang permainan
Dan kami bonekamu


Maka negeri ini tokonya

Alam

Zaman telah berubah
Alam mau tak mau mengikuti peubahan itu
Hari demi hari arus pun semakin deras
Membawa alam terperosok jauh

Sesekali alam meluapkan kesedihannya
Memberi peringatan bagi manusia
Yang enggan menjaganya
Bahkan sering kali merusaknya

Manusia Dengan sifat serakahnya
Menebangi pepohonan sekehendak hatinya
Tanpa menimbang bencana di hari depan
Alam membalasnya dengan melongsorkan
Sebagian kecil tubuhnya
Dan menelan korban jiwa

Namun manusia belum sadar akan kesalahannya
Manusia terus merusak alam ini
Pembakaran lahan terjadi di mana- mana
Hutan gundul menjadi pemandangan yang mengiris hati
Tumpukan sampah menggunung mencemari udara
Asap pabrik dan kendaraan menyakiti ozon

Kapankah itu semua akan berakhir?
Apakah manusia enggan sadar akan kesalahannya?
Belum cukupkah teguran yang telah menimpa kita?